personal opinion

part : one

Ngomongin trend dunia maya ( online side ) akan terkait dengan yang namanya " social media " dan berbicara mengenai social media gak pernah ada habisnya, karena selalu ada yang kurang dan akan datang sesuatu yang baru.

Pengalaman saya pertama kali menelusuri dunia maya sepertinya di awali dengan kepemilikan saya akan sebuah email yang mana waktu itu juga adalah penunjang kantor dan ruang berbicara online MIRC namanya ( ini media chating sebelum YM yang saya miliki ). Kalau untuk MIRC sempet juga tuh saya memiliki teman dan akhirnya bertukar kontak, namun agak riskan sie soalnya lebih banyak kibulnya :D
Saya ingat sekali ketika orang-orang berbondong-bondong memiliki account friendster agar dibilang gaul ato melek teknologi, seiringin kebutuhan jaman maka munculah facebook yang mana bagi mereka yang hijrah mengatakan bahwa friendster sudah terlalu gak asik atau memang sekedar latah saja ingin mengikuti trend baru yang sedang in lagi.

Saya juga termasuk pengikut yang hijrah untuk menikmati kehebohan " buku wajah " , setiap kali terikut sebuh trend masa kini awalnya memang agak sedikit gaptek dan kamso sekali. karena bingung gimana nie cara meletakkan fotonya atau sekedar ganti nama di tampilan "rumah". intinya ternyata saya menikmati arus hijarah masyarakat yang tak pernah puas dengan yang namanya sosial media.

Mulai sedikit terlena dengan segala hal yang ada di tampilan muka, mulai suka yang namanya ganti status tiap 10 menit sekali yang mana itu sebenarnya merupakan tindakan konyol karena memang kalo " buku muka " ada pasilitas audionya saya yakin tampilan muka saya akan bising sekali dengan suara teman-teman saya yg protes karena seringnya saya mengganti status.

Yah, setidaknya sekitar beberapa bulan baru akhirnya saya menemukan ritme dan fungsi sesungguhnya dari si " buku muka ", yup. saya mulai memanfaatkannya sebagai media untuk mempromosikan segala kegiatan seputar event yang saya buat, maklum waktu itu saya masih bertindak sebagai Public Relations dan Program Director dari sebuah coffeeshop yang ada di kota semarang.
Buka muka ( baca : facebook ) juga ternyata bisa mempertemukan saya dengan beberapa temen yang keberadannya selama ini tidak terditeksi oleh radar pertemanan, dan hal paling aneh yang saya alami adalah saya di add ( ini istilah bagi seseorang yg ingin berteman dengan kita ) oleh mantan pacar semasa saya smp dulu yang mana sejak kita putus sama sekali saya tidak berpikir akan ketemu dia di media manapun ( kalo yg ini karena endingnya gak baik jd agak sedikit ngerasa bersalah *cinta monyet ).

Kalau menurut saya hal positif kemunculan buka muka saat ini banyak sekali membawa keberkahan bagi mereka-mereka yang memanfaatkannya secara maksimal, namun tidak sedikit juga yang ternyata memanfaatkan facebook sebagai media yang gampang untuk berbuat kecurangan (hal ini terjadi kepada teman saya yang ditipu oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab di facebook ). Jadi saya sarankan jangan mudah percaya dengan penawaran dan account jual-beli yang tidak jelas, tidak ada yang salah dengan facebook sebagai toolsnya, yang salah adalah oknum yang memanfaatkannya untuk berbuat jahat.

Singkat cerita intinya banyak orang yang tersihir oleh kekuatan si buku muka, walaupun akhir-akhir ini bermunculan media lain yang tidak kalah asiknya namun saya yakin masih banyak di luar sana mereka-mereka yang masik asik menggunakan si buku wajah. Sekarang tinggal kita saja ingin menyikapi gejolak perubahan trend ini seperti apa dan mau ikut yang mana.
Happy exploring every one :)

by : @yukiafriani

Comments

Popular Posts